Friday 16 December 2022

PPOK ?

1. Levofloxacin

Levofloxacin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri. Obat ini termasuk ke dalam kelas obat fluoroquinolon, yang bekerja dengan menghambat sintesis DNA pada bakteri, sehingga membunuh bakteri dan menghilangkan infeksi. Levofloxacin digunakan untuk mengobati infeksi pada saluran pernapasan, saluran kemih, kulit, dan bagian tubuh lainnya. Obat ini umumnya ditoleransi dengan baik, tetapi seperti semua obat, dapat menyebabkan efek samping pada beberapa orang. Efek samping tersebut dapat meliputi mual, diare, pusing, sakit kepala, dan tes fungsi hati yang abnormal. Jika Anda sedang mengonsumsi levofloxacin dan mengalami gejala atau efek samping yang tidak biasa, sebaiknya konsultasikan kepada dokter atau tenaga kesehatan yang bertanggung jawab.
 

1.1

2. Omeprazole

Omeprazole adalah obat yang digunakan untuk mengobati masalah lambung seperti asam lambung yang tinggi atau sakit maag. Obat ini termasuk dalam kelompok obat yang disebut proton pompa inhibitor (PPI). Omeprazole bekerja dengan mengurangi produksi asam lambung di dalam lambung, yang dapat membantu meringankan gejala seperti sakit maag dan perut kembung yang disebabkan oleh asam lambung yang tinggi. Omeprazole juga dapat digunakan untuk mencegah terjadinya ulkus lambung atau duodenum (bagian awal usus kecil) pada orang yang terpapar obat-obatan yang merusak selaput lambung, seperti aspirin atau ibuprofen. Omeprazole tersedia dalam bentuk tablet yang dapat dibeli dengan resep dokter atau dapat dibeli bebas di apotek. Sebelum mengonsumsi omeprazole, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker untuk memastikan bahwa obat ini tepat untuk Anda dan untuk memperoleh petunjuk tentang cara pemakaian yang tepat.


3. Metil Prednisolon 


Methylprednisolone adalah obat yang termasuk dalam kelompok obat yang disebut kortikosteroid. Ini digunakan untuk mengobati berbagai macam kondisi medis yang menyebabkan peradangan, seperti asma, alergi, dan penyakit autoimun. Methylprednisolone biasanya diberikan secara oral atau melalui suntikan.

Methylprednisolone bekerja dengan mengurangi peradangan di dalam tubuh dengan menghambat aktivitas sel-sel imun yang terlibat dalam proses peradangan. Namun, obat ini juga dapat menyebabkan efek samping yang serius jika digunakan dalam jangka waktu yang lama atau dosis tinggi, seperti osteoporosis, diabetes tipe 2, dan kelebihan berat badan. Oleh karena itu, obat ini harus digunakan dengan hati-hati dan hanya sesuai dengan anjuran dokter.


4. Salbutamol



Salbutamol adalah obat yang termasuk dalam kelompok obat yang disebut bronkodilator. Ini digunakan untuk mengobati asma dan gangguan pernapasan lainnya yang disebabkan oleh peradangan atau kontraksi pada saluran napas. Salbutamol bekerja dengan melebarkan saluran napas di paru-paru, sehingga meningkatkan aliran udara ke paru-paru dan memudahkan napas.

Salbutamol tersedia dalam bentuk tablet, suntikan, dan inhaler. Inhaler adalah cara paling umum untuk menggunakan salbutamol, dengan menghirup obat melalui mulut dan ke paru-paru. Salbutamol juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain seperti penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan bronkitis. Namun, obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti jantung berdebar, sakit kepala, dan sakit perut, jadi harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter.


5.1 Retaphyl SR



Retaphyl SR adalah merk obat yang mengandung sebuah obat yang disebut ranitidin. Ranitidin adalah obat yang termasuk dalam kelompok obat yang disebut antagonis H2 (atau blokir H2). Ini digunakan untuk mengobati asam lambung yang terlalu tinggi (hiperasiditas) dan untuk mencegah ulkus lambung.

Retaphyl SR biasanya diberikan secara oral sebagai tablet yang ditelan seluruhnya dengan air. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam lambung di dalam tubuh, sehingga mengurangi keasaman lambung dan mengurangi risiko terjadinya ulkus lambung. Retaphyl SR dapat digunakan untuk mengobati kondisi seperti sakit maag, refluks esofagitis, dan sindrom Zollinger-Ellison. Namun, obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti diare, mual, dan sakit kepala, jadi harus digunakan sesuai dengan anjuran dokter.


6. Oksigen 

Oksigen maksimal 5 liter, tidak boleh lebih

7. Nebulizer 

Nebulizer harus dengan resep dokter.

Referensi
  1. Chester the AI Radiology Assistant, https://mlmed.org/tools/xray/
  2. Gambaran perubahan radiologi x-ray toraks pada pasien-pasien terdiagnosis penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) bulan januari-juni tahun 2018 di rumah sakit santa elisabeth medan, http://repository.uhn.ac.id/handle/123456789/2376
  3. Perbedaan Asma dan PPOK Adalah Gejalanya, Ini Penjelasannya, https://www.sehatq.com/artikel/perbedaan-asma-dan-ppok-adalah-gejalanya-ini-penjelasannya