Monday, 8 January 2018

Menanam Kembali Sayur-Mayur dan Buah-Buahan

Untuk kentang, bisa mendapatkan anakan yang lebih banyak, dengan cara memotong bagian-bagian matanya saja, lalu ditanam.

Saturday, 6 January 2018

Jadikan Anak Lelaki Kita Sebagai Lelaki Sejati

Oleh : Iwan Januar

Dimana-mana kita mudah menjumpai anak lelaki yang hanya punya separuh jiwa lelaki. Itu ditandai dengan miskin kemandirian, bergantung pada orang tua, cuek pada lingkungan, dan hidup sekehendak hati.
Saat mereka dewasa/baligh tentu semua menjadi tanggung jawab sendiri di hadapan Yang Mahakuasa, tapi yang orang tua tak boleh lupa bahwa apa yang terjadi pada pribadi mereka di gerbang usia akil baligh adalah hasil dari pergaulan yang panjang bersama orang tua.

Anak seperti tanaman yang baru tumbuh. Mudah dibentuk batang dan rantingnya. Namun saat mereka beranjak dewasa kepribadian itu telah terbentuk. Memaksakan pemahaman dapat mematahkan jiwa mereka. Tak gampang me-reset ulang karakter seorang pemuda, pada umumnya ia telah ajeg.

Itulah sebabnya Rasulullah SAW. mengingatkan kita tentang urgennya tarbiyatul awlad atau ta’dibul awlad.
ﺃَﺩِّﺑﻮﺍ ﺃﻭﻻﺩَﻛﻢ …
Ajarilah anakmu…
Bagaimana caranya?

PERTAMA
ayah harus berperan dalam pendidikan anak. Ibnu Qayyim menyebutkan dalam kitabnya Tuhfatul Wadul bahwa bila ada anak yang bermasalah maka yang pertama harus disalahkan adalah ayahnya. INGAT bukan ibunya, tapi ayah.

Ada alasan kuat mengapa ayah harus terlibat dalam pendidikan anak selain telah disyariatkan akan kewajiban hal ini.

Ayah adalah pemegang tampuk qowwam, kepemimpinan. Para ulama tafsir seperti adh-Dhahak dan lain-lain menyatakan bahwa makna qowwam adalah laksana sultan/
penguasa. Kehadiran ayah dalam pendidikan anak akan membentuk karakter lelaki pada anak-anak lelaki kita. Cara seorang ayah mengasihi anak lelaki, berbeda dengan cara ibu.

Ayah menyayangi anak dengan tabiat lelaki. Ketika anak lelaki sakit karena terjatuh misalnya, seorang ayah akan memeluknya tapi memintanya untuk segera move on, bangkit dan memberinya semangat untuk menahan bahkan melupakan rasa sakit.

Sementara seorang ibu biasanya memeluknya lama, mengusap rambut, mencium dan terus membiarkannya menangis. Karena bagi seorang ibu dan perempuan pada umumnya, menangis itu adalah cara untuk melepaskan perasaan agar tenang. Sedangkan seorang lelaki akan berjuang melawan rasa sakit dan sedih untuk menenangkan perasaannya.

Itulah sebabnya Nabi menganalogikan perempuan bak kaca, dan meminta kaum pria berlemah lembut pada mereka.
ﻭَﻳْﺤَﻚَ ﻳَﺎ ﺃَﻧْﺠَﺸَﺔُ ، ﺭُﻭَﻳْﺪَﻙَ ﺳَﻮْﻗًﺎ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮَﺍﺭِﻳﺮِ
Perlahanlah ya Anjasyah, engkau membaca botol-botol kaca

KEDUA
Jangan berikan asesoris, permainan dan segala hal yang berkaitan dengan dunia anak perempuan.

Dalam sebuah hadits disebutkan:
ﺃَﻥَّ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻟَﻌَﻦَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳَﻠْﺒَﺲُ ﻟُﺒْﺴَﺔَ ﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓِ ، ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﺃَﺓَ ﺗَﻠْﺒَﺲُ ﻟُﺒْﺴَﺔَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞِ
Bahwasanya Rasulullah SAW. telah melaknat lelaki yang memakai pakaian perempuan, dan perempuan yang memakai pakaian lelaki (HR. Ahmad).

Beberapa kali dalam hidup saya bertemu dengan sejumlah lelaki yang berpenampilan dan bergaya feminim. Miris. Ini melawan fitrah dan bertentangan dengan hukum syara’.

Di antara sebab munculnya lelaki berjiwa perempuan adalah pola asuh sejak kecil yang keliru antara anak lelaki dan perempuan. Orang tua membiarkan anak lelaki bergaya anak perempuan, juga sebaliknya.

KETIGA
pisahkan juga tempat tidur anak lelaki dari anak perempuan dan kedua orang tuanya saat mereka sudah masuk usia sepuluh tahun.

ﻣُﺮُﻭﺍ ﺃﻭْﻻﺩَﻛُﻢْ ﺑِﺎﻟﺼَّﻼﺓِ ﻭَﻫُﻢْ ﺃﺑْﻨَﺎﺀُ ﺳَﺒْﻊِ ﺳِﻨﻴﻦَ ، ﻭَﺍﺿْﺮِﺑُﻮﻫُﻢْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ، ﻭَﻫُﻢْ ﺃﺑْﻨَﺎﺀُ ﻋَﺸْﺮٍ ، ﻭَﻓَﺮِّﻗُﻮﺍ ﺑَﻴْﻨَﻬُﻢْ ﻓﻲ ﺍﻟﻤﻀَﺎﺟِﻊِ
Ajarkanlah anak-anakmu shalat ketika mereka berumur tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika usia mereka sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur di antara mereka (HR. Abu Daud).

Pemisahan tempat tidur memiliki faidah penjagaan anak-anak dari rangsangan seksual juga melatih kemandirian dan keberanian tidur terpisah dari orang tua dan saudara kandung. Orang tua jangan sungkan ‘mengusir’ anak perempuan dan anak lelaki yang telah mencapai usia itu jika masih ingin tidur bersama orang tua atau saudara kandungnya.

KEEMPAT
Latih anak lelaki untuk mengerjakan kewajiban-kewajiban syariat bagi kaum lelaki.
Pada usia dini mulai perintahkan dan ajarkan untuk shalat berjamaah ke mesjid. Para ibu – juga ayah – harus tega membangunkan anak di pagi hari yang masih gelap dan mengajak si kecil berangkat shalat subuh ke mesjid. Begitupula saat ia bermain di siang atau sore hari, panggil mereka untuk menunaikan shalat jamaah ke mesjid.
Hari ini banyak orang tua yang tak tega atau milih mengalah atau membiarkan anak-anak mereka tak shalat berjamaah ke mesjid, sekalipun rumah mereka hanya beberapa langkah dari rumah Allah. Mulailah tercerabut dari jiwa anak separuh dari kelelakian mereka.

Ibunda Imam Ahmad bin Hanbal setiap hari, menjelang subuh menyiapkan air hangat bagi putranya yang masih kanak-kanak, untuk keperluan mandi dan berwudlu di tengah cuaca dingin. Lalu mereka berdua berangkat ke mesjid menunaikan shalat subuh. Ma Sha Allah! Pantas bila putranya kemudian tumbuh menjadi lelaki sejati, berdiri di hadapan kezaliman penguasa yang terpengaruh ajaran Mu’tazilah yang ingin merusak akidah umat.

Saat anak lelaki beranjak dewasa, maka tanamkan kewajiban untuk mencari nafkah.
Sepanjang sejarah para nabi dan rasul semua adalah pekerja sejak usia muda. Umumnya menggembalakan kambing dan juga berdagang.

Tanamkan bukan soal berapa uang yang mereka raih, tapi menunaikan kewajiban mencari bekerja bagi para pria.

KELIMA
Tanamkan tanggung jawab pada setiap anak, terlebih anak lelaki. Setiap anak harus punya tanggung jawab atas kamarnya, barang miliknya, mainan, buku-bukunya, tapi anak lelaki harus diminta komitmen lebih. Mereka adalah calon pemegang qowwam dalam keluarga dan kepemimpinan di masyarakat.

Sedari dini biarkan mereka untuk mulai bisa mengurus diri sendiri. Berpakaian, mengambil dan membereskan perlengkapan sekolah, dan tanggung jawab bila ada barang yang hilang atau tercecer. Tentu saja sambil dibantu sesuai kadar usianya.

Sehingga tak ada lagi cerita anak lelaki usia SMP masih disuapi makanan terus menerus oleh ibunya. Tak ada lagi cerita anak lelaki umur 15 tahun tak bisa mencuci baju, teledor menyimpan dan menggunakan uang, dan tak punya malu masih minta bantuan orang lain mengurus keperluannya, meskipun itu adalah pembantu rumah tangga mereka.

KEENAM
Tegakkan kedisplinan pada mereka. Anak-anak yang tumbuh tanpa kedisplinan dari orang tua akan tumbuh sebagai anak yang manja, tak punya daya tahan, menggantungkan diri pada orang lain, tapi juga egois dan mau menang sendiri.
Manakala anak-anak berbuat salah, maka perlu dilakukan ta’dib, meluruskan kekeliruan mereka.

Tentu saja ini disesuaikan dengan usia, tingkat kesalahan, dan jenis kelamin anak. Bagi anak-anak yang sudah tamyiz maka mereka sudah tak pantas melakukan kesalahan mendasar seperti tidak shalat, bercanda ketika di majlis ilmu, ketika shalat, memukul adiknya, malas disuruh orang tua, dsb. Intinya, orang tua jangan lengah dalam mendisiplinkan anak. Membiarkan dan memanjakan kesalahan mereka akan berdampak hilangnya separuh jiwa lelaki pada anak-anak lelaki kita.

ﻷَﻥْ ﻳُﺆَﺩِّﺏَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﻭَﻟَﺪَﻩُ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻥْ ﻳَﺘَﺼَﺪَّﻕَ ﺑِﺼَﺎﻉٍ
“Seseorang yang mendidik anaknya adalah lebih baik daripada ia bersedekah dengan satu sha’ (H.R. Tirmidzi)

KETUJUH
Bacakan kisah-kisah heroik para pahlawan Islam. Mush’ab bin Umair, Sa’ad bin Abi Waqqash, Khalid bin Walid, dan sekian ribu para lelaki pahlawan Islam. Umat ini sungguh tak pernah kehabisan figur-figur lelaki sejati. Kenalkan anak-anak lelaki kita pada mereka.

Termasuk pada pahlawan negeri seperti Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Imam Bonjol, dll. Agar tertanam jiwa heroik dan keteladanan yang benar.
Jauhkan mereka dari tokoh-tokoh khayalan dan fiksi, apalagi yang merusak kepribadian umat.

Semoga Allah menunjukkan anak-anak lelaki kita ke jalan dakwah dan perjuangan Islam. Menjadi pilar-pilar penopang kemuliaan umat. Aamiin.

Thursday, 4 January 2018

Jus Penurun Kolesterol Tinggi

Status : Draft 

Resep 1 – Apel, wortel, dan seledri

2 buah wortel, 2 lembar daun seledri, dan 2 buah apel hijau. Cuci bersih, kupas wortel dan kulit apel, masukkan ke mesin juicer atau blender, tambahkan sedikit air. Banyak Jus yg didapatkan kurang lebih 375 ml.

Resep 2 – Apel, lemon, paprika dan selederi

Untuk 400 ml : 
  1. 2 buah apel hijau 
  2. 2 lembar daun seledri 
  3. 2 buah paprika
  4. 1 iris lemon 
Tambahkan irisan lemon sebelum semua bahan masuk belnder atau juicer.

Referensi

  1. 18 Jus Penurun Kolesterol Berikut Resep Membuatnya, https://mediskus.com/tips/jus-penurun-kolesterol


Wednesday, 3 January 2018

Do'a Bagi yang Mendambakan Keturunan

Dari: Ummi Salim (Istri dari Guru Sayyid Alwalid Al Habib Umar bin Hafidz)

Bismillahir Rahmanir Rahiim.


- Untuk siapa yang Mendambakan Kehamilan (walau telah di vonis dokter mandul)

1.Baca istighfar 10.000 kali setiap hari, selama 1 minggu, Boleh dicicil, dengan syarat menghadap kiblat dan dalam keadaan berwudhu'.

2.Baca surat Alfateha 41 kali, setelah sholat sunnah fajar (sebelum sholat subuh) selama 40 hari, Agar bisa genap 40 hari, orang perempuan dianjurkan mengkonsumsi obat penunda haid.

Ada juga dari Habib Jamal Toha:

Al-fatihah dibaca 41 kali selama 41 hari ,dibaca setelah Sholat Qobla Shubuh sebelum sholat shubuh, dibaca tidak boleh putus 41 hari.
Insya Allah Saya (Habib Jamal Toha) pernah memberikan ke beberapa orang Alhamdulillah Berhasil.
41 hari Insya Allah dengan barokahnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ada pun doa lainnya:

1. Rabbi laa tadzar nii fardaw wa anta khayrul waa ritsiin (Q.S. Al-Anbiyaa : 89)

2. Allahumma aktsir maa lahu wawaladahuu wabaariklahu fiihi

3. Allahumma aktsir maa lii (lanaa) wawaladii (naa) wabaaRiklii (lanaa) fiihi

4. Doa Nabi Zakaria Memohon Diberi Anak yang Sholeh

رَبِّ هَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

5. Doa Nabi Ibrahim a.s. ketika belum punya anak:

رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِين

Bacalah do’a itu terus menerus dan setiap waktu, kemudian iringi dengan tips berikut ini.

Jagalah kondisi mental dan psikis anda. Stress menjadi salah satu penyebab berkurangnya keintiman hubungan suami istri. Jadi jagalah kondisi kesehatan rohani anda agar segera mendapatkan momongan.

Senantiasa berbaik sangka kepada Allah SWT. Percayaah, Allah itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Rencana Allah itu indah sekali dan pastinya merupakan yang terbaik bagi anda. Teruslah berdoa tanpa putus agar Allah memudahkan anda berdua untuk segera mendapat momongan.

Perbanyaklah mengkonsumsi makanan yang sehat. Makanan akan memberi nutrisi bagi tubuh anda dalam bereporduksi, selain itu hentikan juga konsumsi alkohol dan rokok. Selain berbahaya bagi kesehatan, mengkonsumsi Alkohol juga perbuatan haram yang sangat dibeci Allah SWT.

Pantaskan diri kita untuk menjadi orang tua. Berintropeksilah, sudahkah pantas kita mendapat keturunan? Sudah layakkah kita untuk mengasuh seorang anak? Ingat anak adalah amanah Allah SWT yang harus anda jaga, dan Allah tahu apakah anda siap atau tidak untuk menjadi orang tua. Jadi persiapkanlah jasmani dan rohani anda agar siap untuk segera mendapatkan keturunanَ.

Wallahu a'lam insyaallah bermanfaat...

Wednesday, 25 May 2016

Poligami, Sebuah Anekdot

Inilah Jawaban Cerdas Seorang Istri Ketika Suaminya Meminta Izin Poligami. Para Istri Wajib Baca
Ada sebagian kaum laki-laki Muslim ingin melaksanakan poligami (mempunyai istri lebih dari satu). Alasan kuat poligami ialah untuk mengikuti Sunnah Rasul. Seperti kita tebak, sang istri tidak akan siap mendengar keinginan dari suaminya tersebut, terlebih bila perempuan yang dimadu lebih muda dan lebih cantik dari dirinya sendiri.
Kisah ini dialami oleh ustadz muda yaitu ustadz Bangun Samudra. Ia pernah mencoba merayu istrinya supaya membolehkan poligami. Namun, apa jawaban istrinya ? Simak kisahnya berikut ini.
Ilustrasi
“Jeng, kalau Mas menikah lagi boleh?” tanyanya kepada Istri.
“Ndak boleh”
“Lho kenapa?” Lalu Ustadz Bangun Samudra pun membukakan Al Qur’an. Mantan pastor itu membukakan surat An Nisa’ yang artinya : ”Dan jika engkau takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (apabila engkau menikahinya), maka nikahilah perempuan-perempuan (lain) yang engkau sukai: dua, tiga atau empat. Kemudian jika engkau takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja” (QS. An Nisa’ : 3)
“Kalau engkau melarang poligami berarti melanggar firman Allah”
“Lalu Mas menikah untuk apa?”
“Sunnah Rasul. Ibadah”
“Mas, kalau Mas memang betul-betul menjalankan sunnah Rasul dan betul-betul untuk ibadah Mas, tak siapkan dua istri”
Ustadz Bangun Samudra sangat kaget dengan jawaban ini. “Kapan ta’aruf?” tanyanya tidak sabar.
“Nanti sore siap” Jawaban ini lebih mengagetkan lagi. Maka sorenya, ia pun berdandan rapi.
Sore harinya, sang istri menepati janji. Ia mengajak Ustadz Bangun Samudra pergi ke sebuah rumah. Setelah pintu diketuk, keluarlah seorang perempuan. “Kenalkan Mas, ini Mbah Darmi. Janda. Usianya 75 tahun”
“Lho, ini?”
“Iya Mas. Janda. Berapa kitab hadits sudah Mas baca sejak masuk Islam sampai hari ini?” Ustadz Bangun Samudra terdiam. Ia telah membaca 15 kitab hadits. Mulai Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Tirmidzi, Sunan Abu Dawud, Sunan An Nasa’i hingga Hakim. “Siapa istri muda dari Rasulullah?”
“Aisyah”
“Sebelumnya?”
“Saudah”
“Usianya?”
“69 tahun”
“Status?”
“Janda”
Istri Ustadz Bangun Samudra tahu persis jika suaminya sudah tahu bahwa semua istri Nabi janda dan berusia tua ketika dinikahi beliau. Hanya Aisyah yang masih gadis. Dan semua pernikahan itu pun karena ibadah, dakwah dan perintah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Calon kedua yang hendak ditaarufkan kepada Ustadz Bangun Samudra juga seorang janda lanjut usia. Akhirnya keinginan poligami itu pun kandas oleh kata-kata pamungkas istrinya.
“Istri Rasul semuanya janda dan tua, Mas. Jadi kalau Mas mau mengikuti sunnah Rasul, aku rela Mas. Ini Mbah Darmi dan calon berikutnya Mbah To, usia 76 tahun.”
“Kalau begitu Mas menjalankan sunnah Rasul yang lainnya saja,” simpul Ustadz Bangun Samudra.
Sebagai pengingat bagi sahabat semua, berikut ini Nama-Nama Istri Baginda Rasulullah SAW dari usianya, status, kondisi, dan alasan Rasulullah SAW menikahinya.
1. Nama : Khadijah ra
Status : 2 kali janda
Usia Dinikahi : 40 thn
Usia Rasulullah : 25 thn
Kondisinya : Pengusaha, keturunan bangsawan, punya 4 anak dari pernikahan sebelumnya, memiliki 6 anak dari Rasulullah ...
Alasan : Petunjuk Allah, karena dia adalah wanita pertama yang memeluk islam, dan mendukung dakwah Nabi.
2. Nama : Aisyah ra
Status : gadis
Usia dinikahi : 11 tahun (tetapi tinggal serumah dengan Nabi setelah usia 19 tahun)
Usia Rasulullah : 52 tahun
Kondisinya : Cantik, cerdas, putri
Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.
Alasannya : Petunjuk Allah lewat mimpinya 3 malam berturut-turut bhw Rasulullah akan mengajarkan tentang kewanitaan kepada Aisyah, agar disampaikan kepada umatnya kelak. Aisyah ra banyak meriwayatkan hadits dari Rasulullah yang disampaikan pada umat.
3. Nama : Saudah binti Zum’ah ra
Status : janda
Usia dinikahi : 70 thn
Usia Rasulullah : 52 thn
Kondisi : Wanita kulit hitam, janda dari sahabat nabi yang menjadi perisai Nabi saat perang. Memiliki 12 anak dari pernikahan dengan suami pertama.
Alasannya : Menjaga keimanan Saudah ra dari teror & gangguan kaum musyrikin.
4. Nama : Zainab Binti jahsyi ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 45 thn
Usia Rasulullah : 56 thn
Kondisi : Mantan isteri Zaid bin Haritsah ra.
Alasan : Perintah Allah bahwa pernikahan harus sekufu, Zainab adalah mantan istri anak angkatnya Rasulullah. Sekaligus mencontohkan bahwa anak angkat tidak bisa dijadikan anak kandung secara nasab (kebiasaan masyarakat saat itu). Maka istrinya tetap bukan mahram untuk ayah angkatnya. Jadi boleh dinikahi.
5. Nama : Ummu Salamah ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 62 thn
Usia Rasulullah : 56 thn
Kondisi : Putri bibi Nabi, seorang janda yang pandai berpidato dan mengajar.
Alasan : Perintah Allah untuk membantu dakwah Rasulullah.
6. Nama : Ummu Habibah ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 47 thn
Usia Rasulullah : 57 tahun
Kondisi : Mantan istri Ubaidillah bin Jahsyi, cerai karena suaminya pindah agama jadi nashrani ...
Alasan : Untuk Menjaga Ummu Habibah dari pemurtadan.
7. Nama : Juwairiyyah bin Al-harits ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 65 thn
Usia Rasulullah : 57 tahun
Kondisi : Tawanan perang yang dinikahi oleh Rasulullah, tidak memiliki sanak saudara, dan memiliki 17 anak dari pernikahan yang pertama.
Alasan : Petunjuk Allah, memerdekakan budak, pembebasan dari tawanan perang dan menjaga ketauhidan.
8. Nama : Shafiyah binti Hayyi ra
Status : 2 kali janda
Usia dinikahi : 53 thn
Usia Rasulullah : 58 tahun
Kondisi : Wanita muslimah dari kalangan yahudi bani nadhir, memiliki 10 anak dari pernikahan sebelumnya.
Alasan : Rasulullah menjaga keimanan shafiyyah dari boikot & teror orang yahudi.
9. Nama : Maimunah Binti al-harits ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 63 thn
Usia Rasulullah : 58 tahun
Kondisi : Mantan istri Abu Ruham bin Abdul Uzza
Alasan : Istri Rasulullah dari kalangan yahudi bani kinanah. Menikah dengan Rasulullah adalah untuk menjaga dan mengembangkan dakwah di kalangan bani nadhir ...
10. Nama : Zainab binti Khuzaimah ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 50 thn
Usia Rasulullah : 58 tahun
Kondisi : Seorang janda yang banyak memelihara anak yatim dan orang yang lemah di rumahnya. Mendapat gelar ibu para masakin.
Alasan : Petunjuk Allah untuk bersama-sama menyantuni anak yatim dan orang lemah.
11. Nama : Mariyah Al-Qibtiyah ra
Status : Gadis
Usia dinikahi : 25 thn
Usia Rasulullah : 59 tahun
Kondisi : Budak hadiah dari raja Muqauqis dari Mesir.
Alasan : Menikahi untuk memerdekakannya dari perbudakan dan menjaga keimanan Mariyah ra.
12. Nama : Hafsah binti Umar ra
Status : Janda
Usia dinikahi : 35 thn
Usia Rasulullah : 61 tahun
Kondisi : Putri sabahat Umar bin Khattab. Janda dari Khunais bin Huzafah yang meninggal karena perang uhud.
Alasan : Petunjuk Allah swt
Hikmah : Hafsah adalah wanita pertama yang hafal al Qur’an. Dinikahi oleh Rasulullah saw agar bisa menjaga keotentikan Al Qur'an dan mengajarkan pada muslimah.
Demikianlah sahabat khususnya bagi para istri jika ingin menjawab suami tentang keinginan poligami. Semoga bermanfaat.

Sumber : Hartina Anwarrudin, Facebook